TUTUP Freport

20:17:00 1 Comment
TUTUP Freport
Sejak berdirinya bangsa Indonesia, 17 Agustus 1945, kontraversi mengenai masa depan Papua (dalam Bingkai NKRI) diperdebatkan oleh para pendiri negara Indonesia. Namun keinginan dalam mendominasi Sumber Daya Alam Papua, maka Papua tegas dipertahankan.

Disamping itu, secara de facto Papua yang merupakan bagian dari kekuasaan Belanda, sejak dimanifestokan pada tahun 1828, tetap dipertahankan oleh Belanda sekaligus mempersiapkan kemerdekaan Papua pada tahun 1961. Melihat sikap Belanda tersebut, Indonesia kemudian memainkan peran Non-Blok, dengan mencari bantuan peralatan militer dari negara komunis Soviet dan China yang berpuncak pada operasi Mandala, pada 19 Desember 1961, yang dikenal dengan Trikora alias Tiga Komando Rakyat,

  1. Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Belanda,
  2. Kibarkan Sang Merah-Putih di Irian Barat, tanah air Indonesia, dan
  3. Bersiaplah dimobilisasi guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa; untuk menghusir Belanda. 
Tindakan Indonesia tersebut guna mencuri simpati sekaligus ketakutan Amerika guna membujuk sekutunya Belanda agar keluar dari Tanah Papua. Melihat situasi tersebut, Amerika lalu memainkan peran diplomatisnya, dengan mempertemukan Indonesia dan Belanda (tanpa Papua), untuk menentukan nasib masa depan Papua, lewat perundingan New York Agreement, dan Roma Agreement pada tahun 1962. Hasil perundingan tersebut menyebabkan Belanda secara perlahan meninggal Papua dan menyerakan Papua ke Indonesia pada 1 Mei 1963.

Namun pasca keluarnya Belanda, Indonesia mengangkat Soekarno sebagai Presiden seumur hidup Indonesia, dengan kekuatan Partai Komunis Indonesia(PKI). Sikap Indonesia tersebut, mendorong Sekutu melancarkan agenda Central Intelligent Amerika (CIA) G30S/PKI, yang menyebabkan terbunuhnya 7 Jenderal dengan tuduhan PKI (Soekarno) dibalik serangan tersebut. Hal itu kemudian memaksa Soekarno menyerahkan kekuasaanya kepada Soeharto lewat Surat Perintah 11 Maret 1966. Selanjutnya, tiga pekan setelah Soeharto menjabat presiden Indonesia, tepatnya 7 April 1967 Indonesia lalu melakukan Kontrak Karya (KK) I Penambangan Mineral dan Logam di Papua sebelum diadakan Penentuan Nasib Sendiri pada tahun 1969, Kontrak Karya 1 PT. Freeport Indonesia INC ini berlaku selama 30 Tahun sejak mulai beroperasi, tahun 1973. Dan dicurigai sebagai bentuk terima kasih kepada Amerika.

Langkah selanjutnya dipersiapkanlah Rekayasa Act Free Choice (PEPERA) 1969, yang dihadiri oleh 1025 orang di Papua pada bulan juli – agustus 1969. Setelah itu berlakulah resolusi 2504 “pembangunan di Papua” dalam bayang-bayang 32 Tahun Otoriter Soeharto. Selama masa pemerintahannya Papua dijadikan Daerah Operasi Militer (DOM), yang menyebabkan tingginya Pelanggaran HAM dan mulusnya Kapitalisme di Papua. Semua kerja Soeharto terhenti ketika diturunkan secara tidak hormat pada 21 Mei 1998 oleh kekuatan Rakyat, akibat ketidakpuasaan rakyat Indonesia.
Lebih lanjut, selama 50 Tahun penguasaan Sumber Daya Alam Nemangkawi PT. Freeport, tak ada satupun keuntungan yang berhasil memberikan dampak yang signifikan bagi rakyat Papua sebagai pemilik negeri sekaligus bumi Amungsa. Disamping kenyataan yang hari ini menyengsarakan rakyat Papua di Bumi Amungsa, yakni dihasilkannya Limbah, dirusaknya hutan menjadi lahan tambang dan merusak tatanan sosial masyarakat Amungsa, hingga berujung pemusnahan sistematis akibat mengkonsumsi makanan yang telah terkontaminasi limbah beracun.
Reformasi pun bergulir di Indonesia menggantikan pola sentralistik orde baru, dan masalah Politik “Merdeka” Papua kembali mencuat oleh dorongan TIM 100 yang menyampaikan aspirasi merdeka kepada presiden Transisi Indonesia B. J. Habibie. Namun untuk mencegah konflik berkepanjangan di Papua mendorong Intelektual Papua (Akademisi dan LSM) menyusun rancangan Otonomi Khusus bagi Papua, yang dianggap sebagai solusi masalah Papua. Akhirnya, Otonomi Khusus berlaku di Tanah Papua dan sekaligus mempertahankan status quo Indonesia di Papua serta Otonomi Khusus dalih Indonesia untuk memberikan Citra baik Indonesia terhadap dunia internasional, dan sekaligus “mencuci tangan” terhadap kasus kejahatan kemanusiaan selama 32 Tahun pemerintahan Soeharto.

Selanjutnya, dengan mengabaikan hak keselungan rakyat bangsa Papua, yang menuntut dikembalikannya kedaulatan atas Freeport yang telah direkayasa sejak anekasasi Bangsa Papua, 1 Mei 1963 hingga plebisit PEPERA tahun 1969. Freeport dan Indonesia kembali mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2017 tentang perubahan keempat atas PP No. 23/2010 tentang pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, atau UU Minerba, dengan Divestasi 51 persen saham, dan mengubah kontrak karya (KK) menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). Namun drama tetap dibuat, antara Freeport dan Indonesia atas bumi Amungsa dengan tetap mengabaikan, rakyat Papua di Bumi Amungsa. Sisi kemanusiaan kembali diabaikan, dengan melihat dinamika yang berkembang di bumi Amungsa akhir-akhir ini, bagaimana Tarik ulur mengenai investasi saham Freeport yang nantinya akan diperpanjang atau tidak pada 2021 nanti, maka Briptu Berry Pratama dan Brigadir Firman dikorbankan demi pengamanan penuh atas wilayah Freeport, dan merupakan kilas balik atas peristiwa 16 Maret 2006 dimana 5 parjurit TNI/POLRI demi kepentingan yang sama yakni, mulusnya Keberadaan Freeport atas tanah Papua. Rakyat Papua yang melawan untuk mengembalikan hak kedaulatannya atas Freeport, dituduh separatis, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), dan stigma lainnya demi melancarkan serangan militer se-sporadis mungkin terhadap rakyat Papua yang telah distigma dengan berbagai hal yang berujung pelanggaran HAM dengan dalih pengamanan kedaulatan NKRI dan memuluskan keberadaan Freeport di Tanah Papua.
Menurut data Ahli Geologi Indonesia, bahwa hingga 50 Tahun Freeport beroperasi (hingga 2017), kekayaan rakyat Papua ini telah dieksploitasi hingga mencapai 1,7 miliar ton, dari total 3,8 miliar ton sejak Kontrak Karya II tahun 1991, dengan presentase 165 biji ton per hari, disamping itu Freeport berhasil merauk keuntungan sebesar 116 Miliar perhari. Selain itu, selama berjalannya Kontrak Karya Freeport, demi stabilitas kapitalis besar ini, Pemerintah Indonesia dijadikan tameng dalam melindung segenap kepentingan dan kedaulatan Freeport atas tanah Papua. Mulai dari pembagian saham, yang setidaknya memberikan keuntungan serta mampu menutup mata Indonesia terhadap persoalan mendasar pada rakyat Papua, hingga TNI/POLRI Indonesia yang dijadikan “anjing penjaga” dalam melindungi dan menghusir setiap penggangu dan mengancam stabilitas Freeport di Tanah Papua. Maka tak heran, sisi kemanusiaan diabaikan demi memuluskan kepentingan investasi Freeport di Tanah Papua. Mulai dari jatuhnya korban TNI/POLRI demi menjaga kepentingan tuannya Freeport serta rakyat pribumi pemilih tanah Amungsa akibat tekanan intimidasi dari apparat militer Indonesia sejak beroparasinya pada tahun 1967.

Serta yang sangat mengherankan adalah tidak diberikannya akses terhadap wartawan atau media local dalam meliput setiap kejadian yang berkembang di Tembagapura tersebut dan tentu Pemeritah dan TNI/POLRI “berani” melanggar kode etik jurnalis untuk menyembunyi apa yang sebenarnya terjadi di areal konflik tersebut. Kemudian dari konflik “tersembunyi” tersebut, Pemerintah Indonesia lewat TNI/POLRI membangun opini penyanderaan terhadap 1334 warga di kampung banti, utikini dan kinambeli kawasan pertambangan Freeport. Hingga berujung dievakuasinya 334 warga non-Papua yang patut kita pertanyakan keberadaannya di lokasi yang menjadi konflik belakangan ini, mulai dari: darimana mereka masuk? Atas izin siapa? Dan untuk apa mereka berada disana?Sehingga apapun yang terjadi di tanah Nemangkawi, Tembagapura, Freeport. Maka kami mahasiswa pemuda dan rakyat, yang tergabung dalam Front Persatuan Rakyat, menyatakan bahwa untuk mencegah konflik kemanusiaan yang berkepanjangan, maka kami:
  1. Meminta ditutup Freeport, dan kembalikan hak kedaulatan rakyat Amungsa demi mencegah konflik kemanusiaan yang berkepanjangan di Freeport Tembagapura –Timika;
  2. Maminta untuk diberikannya akses bagi wartawan dan media Internasional, demi objektifitas konflik di Tembagapura. Dan meminta TNI/POLRI untuk menghormati kode etik jurnalistik, demi berimbangnya informasi yang berkembang di Tembagapura Freeport – Timika;
  3. Menganggap Pemerintah Indonesia gagal dalam mensejahterakan rakyat Indonesia yang nasibnya terabaikan di kawasan luar Papua, sehingga berdampak pada mobilisasi masyarakat Indonesia ke Papua yang tidak terkontrol, yang berujung pada ditemukannya masyarakat illegal di kawasan Tembagapura, sebanyak 334 orang.

Demikian pernyataan ini kami buat, dengan segala kesadaran sebagai pewaris negeri bangsa Papua. Kiranya Allah Bangsa Papua menyertai dan melindungi segenap rakyat diatas Tanah Papua.


E-Book Gratis

02:10:00 Add Comment
Berbagi pengetahuan adalah pekerjaan yang mulia. Saling memberi informasi dan pengetahuan akan membuat bangsa ini menjadi cerdas.

Sebagai hadiah karena telah berkunjung di blog sederhana saya ini, maka saya akan membagikan beberapa e-book gratis yang tentunya akan menambah pengetahuan anda.

Ebook yang saya bagikan adalah seputar dunia penulisan. Perlu diketahui juga bahwa, e-book ini bukan karangan saya, tetapi milik orang-orang hebat yang ingin berbagi pengetahuannya kepada siapapun membacanya. Semoga apa yang saya bagikan dapat bermanfaat bagi anda sekalian. 


1. Trik Menulis Indah di Blog 

Judul: Trik Menulis Indah di Blog
Bahasa: Indonesia
Penulis: Jefferly Helianthusonfri
Jumlah halaman: 34
Format ebook: PDF
Harga: Rp. 0,-
Perekomendasi: jefferly, Download
Kunjungi juga website penerbit e-booknya di www.linggau-blogservice.com
 



2.  Menjadi Penulis Buku Profesional (Tips)
  
Judul: Menjadi Penulis Buku Profesional
Bahasa: Indonesia
Penulis: Jasmadi
Jumlah halaman: 11
Format ebook: PDF
Harga: Rp. 0,-
Perekomendasi: Admin, Download




3. Inspirasi dan Motiasi Menulis

Judul: Inspirasi dan Motivasi Menulis
Bahasa: Indonesia
Penulis: Hery Mulyo Cahyono
Jumlah halaman: 94
Format ebook: PDF
Harga: Rp. 0,-
Perekomendasi: Admin, Download

INDONESIA KALAH dengan budaya membaca di Papua,

04:11:00 Add Comment
INDONESIA KALAH dengan budaya membaca di Papua,
Oleh Natto Tebai

Jangan salah dengan judul ini. Mungkin kamu akan mengira bahwa Papua adalah pemenang dari minat membaca. Iya, tepatnya Orang Papua adalah pemenang dengan malas membacanya. Kini banyak Orang Papua sedang mengikuti gaya hidup orang indonesia bagian barat. Mereka lebih suka membaca status/tautan sahabatnya yang sedang galau di media sosial ketimbang membaca informasi penting lainnya.


Minimnya minat baca di Indonesia.

Budaya membaca sangat minim di indonesia. Malas membaca menjadi suatu kebiasaan bagi banyak orang di indonesia. Banyak orang di Indo yang lebih suka membaca status sahabatnya yang lagi galau di medsos (media sosial) ketimbang membaca informasi yang lebih penting. Padahal kita tahu, banyak hal penting yang harus dibaca setiap waktu.. 

Berikut beberapa laporan haril penelitian yang menyebutkan bahwa indonesia sangat minim minat bacanya. Pada tahun 2010, sebuah penelitian dari
Programme for international student assessment (PISA) menyebutkan bahwa budaya literasi (membaca dan menulis) di indonesia terburuk ke dua dari 65 negara yang disertakan dalam penelitian tersebut. Indonesia menempati urutan 64 dari 65 negara. Selain itu, PISA juga menempatkan indonesia pada posisi 56 dari 65 negara sebagai membaca siswa.

Menurut data statistik UNESCO pada tahun 2012, minat baca di indonesia baru mancapai 0,001%. Artinya, dari 1000 penduduk indonesia terdapat 1 orang yang memiliki minat baca. ini membuktikan bahwa minat baca di indonesia masih sangat rendah.

Pada tahun 2012 juga, B
adan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, sembilan dari sepuluh penduduk berusia 10 tahun ke atas lebih menyukai menonton televisi. Sebaliknya, hanya 3 dari 20 warga yang menyukai membaca surat kabar, buku, dan majalah. 

Taufiq Ismail, sastrawan nasional, pernah menyatakan bahwa di Jerman siswa wajib menamatkan 22-32 judul buku (1966-1975), Jepang 15 judul buku (1969-1972), Malaysia 6 judul buku (1976-1980), Singapura 6 judul buku (1982-1983), Thailand 5 judul buku (1986-1991). Di Indonesia sejak tahun 1950-1997 terdapat nol buku atau tidak ada kewajiban bagi siswa untuk menamatkan satu judul buku pun. Kondisi ini masih berlangsung hingga sekarang.

Minat membaca Orang Papua.


Kalau tadi kita berbicara minat baca Orang Indonesia, lalu bagamana minat baca Orang Papua ? 

Minat membaca di Papua belum menjadi sebauh budaya atau kebiasaan. Dalam hal ini, tidak jauh berbeda dengan orang indonesia di wilayah barat. Orang Papua sedang mengalami hal yang sama. Malahan, Orang Papua sedang mengalami kemunduran dengan mengikuti budaya malas dari orang indonesia di wilayah barat. (Budayakan Membaca)

Kehadiran teknologi malah membuat Orang Papua menjadi malas. Bekal pemahaman yang kurang membuat orang papua jatuh dan mengikuti arus teknologi. Lihat saja, Orang Papua sekarang lebih senang membuka facebook, instagram dan medsos lainnya hanya untuk membaca status-status galau atau hanya sekedar melihat foto-foto sahabat-sahabatnya. Orang Papua sekarang juga lebih diasyikan dengan menonton dan mendengarkan lansung ketimbang membaca. Padahal dengan membaca banyak hal bisa didapatkan disana.

 

Kurangnya informasi membuat banyak Orang Papua tidak tahu banyak hal. Pemahaman yang kurang baik juga membuat Papua semakin tertinggal. Banyak hal yang membuat Papua menjadi terbelakang.

Budaya malas membaca sudah terbentuk di Papua. Budaya Ini sangat berbahaya bila tidak diatasi sejak dini. Sekolah memiliki peran penting dalam membentuk minat baca siswa. Lingkungan yang baik juga dapat membantu anak sejak dini untuk menyukai buku. Yang paling penting adalah orang Tua. Sedini mungkin, sangat baik untuk membacakan cerita yang mampu meningkatkan imajinasi anak. 

Hasil survei kompas menyebutkan, kebiasaan membaca adalah hasil pembentukan. Karenanya, keluarga, sekolah dan lingkungan sangat mempengaruhi untuk membiasakan diri untuk membaca.

Mengutip kalimat, " 
Buku adalah jendela dunia " Kutipan ini menerangkan manfaat dari membaca buku. Faktanya adalah iya. Dengan membaca, buku..

Buku mampu mengajarkan.
Buku mampu membuat paham
Buku mampu mengubah pola pikir dan
Buku mampu membuka cakrawala




Aparat Tidak Profesional di Dogiyai.

18:08:00 Add Comment
Aparat Tidak Profesional di Dogiyai.
Oleh Natto Tebai

Bermula ketika Kapolri mengeluarkan intruksi soal pengamanan pemilihan kepala daerah (pilkada) di berbagai daerah termasuk di dogiyai, Kapolri mengajak Kapolda menggelar Operasi Mantap Praja dalam pilkada serentak 2017 di daerah yang akan melaksanakan pemilihan pada bulan februari mendatang. 
(beritasatu.com, 28 April 2016)

Untuk melaksanakan intruksi tersebut, polres nabire melakukan pengamanan secara maksimal  dengan perkuat personel yang berasal dari masing – masing subsatker Polres Nabire dan jajaran guna meminimalisir timbulnya gangguan nyata kamtibmas terkait tahapan tersebut diatas. Ujar Kapolres. (tribratanewspapua.com, 24 Oktober 2016)

Tambah Kapolres Nabire, selain pengamanan kegiatan pengamanan Pilkada Dogiyai Tahun 2017 juga disertai dengan kegiatan-kegiatan Kepolisian lainnya seperti kegiatan razia rutin penyakit masyarakat (judi, miras dan sajam). (tribratanewspapua.com, 24 Oktober 2016)
Sesuai intruksi kapolri, polres nabire melakukan Operasi Mantap Praja bersama aparat TNI untuk mengamankan pilkada Kab. Dogiyai. Polres Nabire mulai menempatkan porsonel gabungan dari TNI dan Polri beberapa hari sebelum tanggal 24 Oktober 2016 di kab. Dogiyai.

Selain pengamanan pilkada, pengamanan berlanjud dengan sweeping yang dilakukan gabungan TNI/Polri di daerah moanemani, bomomani dan sekitarnya guna memberantas penyakit masyarakat (Judi, Miras dan Sajam).

Menurut masyarakat, sweeping yang dilakukan sangat berlebihan hingga berujung pada kekerasan terhadap warga sipil. Masyarakat menilai sweeping yang dilakukan tidak manusiawi. Tindakan dari aparat gabungan ini sangat meresahkan masyarakat. Parahnya, kekerasan terhadap warga sipil berlanjud pada kematian.
Penambahan personil satgas terus dilakukan ketika keadaan memanas. Gabungan TNI/Polri terus melakukan sweeping dengan tindakan represif sehingga menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat. Sikap dari aparat menimbulkan kemarahan bagi masyarakat Dogiyai.

Melihat hal itu, masyarakat dogiyai menuntut keras tindakan represif dari aparat TNI/POLRI yang melakukan razia/sweeping yang tidak manusiawi. Dikatakan oleh Benny Goo, Ketua Tim Peduli Digiyai Aman (PDA), dari sweeping tersebut dua masyarakat dogiyai meninggal dunia, yakni Otis Pekei (21 Tahun) dan Melkias Dogomo (33 Tahun).

Benny Goo juga mengatakan, Otis Pekei disiksa polisi, Selasa (10/01) mulai dari Kali Tuka hingga tiba di Polsek Moanemani. Saat itu, Otis Pekei sedang menuju ke Nabire. Namun, ia ditahan di Jembatan Kali Tuka. Pekei disiksa selama ditahan. Pekei dikeluarkan dari Polsek Moanemani dalam keadaan tak bernyawa sekitar pukul 15.00 WIT dan dikembalikan ke keluarganya. (Jubi, 17 Januari 2017)

Sementara Melkias Dogomo dikabarkan meninggal usai ditahan polisi. Ia ditahan di Moanemani, 23 Desember lalu. Selama  ditahan beberapa jam di Polsek Moanemani,  Polisi diduga memasukkan pangkal senjata tempat keluar peluru ke dalam mulutnya. Sore harinya dia dipulangkan ke rumah. Sampai di rumah, Melkias Dogomo jatuh sakit hingga meninggal 7 Januari lalu. (Jubi, 17 Januari 2017)
Selain dua warga korban meninggal, banyak warga Dogiyai yang dipukul tanpa alasan yang jelas. Semua barang bawaaan di dalam tas dan noken pun disita. Terlebih, alat tajam seperti parang, pisau, silet, dan alat tajam yang lain. (Jubi, 17 Januari 2017)

Aparat keamanan juga menyita pakaian, noken, gelang dan topi yang bermotif Bintang Kejora. Polisi juga meminta kepada warga yang rambutnya gimbal panjang dan jenggot panjang untuk dipangkas. Warga Dogiyai merasa terganggu. Karena, setiap hari gabungan aparat keamanan lakukan sweeping. (Jubi, 17 Januari 2017)


Tuntututan dari Bawah.

Dengan melihat tindakan represif dari TNI/Polri, senin 16 januari 2017 gabungan masyarakat yang tergabung dalam Tim Peduli Dogiyai Aman (PDA) melakukan aksi turun jalan dan mendatangi kantor DPRD Dogiyai. Dalam aksinya mereka meminta agar kapolres Nabire segera menghentikan sweeping yang meresahkan warga Dogiyai. Mereka juga meminta agar Kapolres menarik kembali aparat keamanan dari Dogiyai. Mereka juga sangat menyayangkan pemerintah dan DPRD Dogiai yang tidak peduli. (Jubi, 17 Januari 2017)

Kordinator aksi turun jalan wilayah Mapiha, Natalis Magai juga sangat menyayangkan sikap gabungan Aparat keamanan TNI/polri. Menurut dia, polisi atau tentara yang takut panah, parang, cangkul, dan terutama yang tidak tahu budaya mee segera dipindahan. Membawa parang, kampak, pacul dan berkoteka adalah budaya kami (Budaya Berkebun/berburu).

Dia menambahkan,  sepertinya Kapolres, kapolsek tidak tahu budaya kami. Dia mewakili massa aksi meminta agar Kapolres Nabire, AKBP Semmi Ronny Thabaa dan Kapolsek Kamu, AKP Mardi Mapaung, S.sos dipindahkan.

Dari sekretaris Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Dogiyai, Alekx Kogaa membenarkan tindakan refresif dari aparat. Menurut dia, aparat kepolisian jangan bertindak semena-mena kepada warga di Dogiyai. Selama ini, banyak warga dogiyai yang dipukul, sehingga ada pertumpahan darah. Sehingga kami menolak dengan tegas tindakan dari polisi ini. (Jubi.com, 17 Januari 2017)

Selain tuntutan dari masyarakat dogiyai dan LMA, tuntutan juga datang dari Herison Pigai, Direktur LSM Yapkema yang berbasis di Paniai dan Dogiyai. Dia menekankan bahwa proses sweeping dan razia tersebut sudah meresahkan masyarakat Dogiyai setidaknya dua bulan terakhir. Menurut dia, mengamati tindakan polisi dua bulan terakhir ini sudah sangat meresahkan. Masyarakat sudah jadi korban kekerasan polisi. Khususnya Kapolres Nabire seharusnya memahami tradisi masyarakat di Meuwo yang sering membawa parang atau sekop untuk peralatan kerja, lalu polisi melakukan penyitaan dan masyarakat yang menolak mendapat kekerasan. (Jubi.com, 13 Januari 2017)
Kapolres Nabire, pun mendapat kritik tegas dari kepala keuskupan timika. Menurutnya, Tindakan kepolisian harusnya bersikap profesional. Tidak seperti orang biasa yang disebutnya anak aibon. (Jubi, 24 Januari 2017)

Kritik kepada kapolda juga datang dari Komisioner Komnas HAM RI, Natalius Pigai. Menurut dia, Kalau Polda Papua tidak bisa tangani atau awasi, maka kami (Komnas HAM) akan turun dalam dua minggu ke depan. Saya akan turun dan tanyakan langsung kepada masyarakat Dogiyai. Apabila terindikasi pelanggaran HAM, maka proses hukumnya akan serius. Tidak akan main-main. (Jubi, 24 Januari 2017).
Dukungan juga datang dari gabungan mahasiswa di luar Papua. Dukungan tersebar diberbagai kota, seperti di Bandung, Jakarta, Joglo, Gorontalo, dan beberapa tempat lainnya. Mereka yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (Fri-WP). Mereka menuntut Aparat TNI/POLRI untuk segera hentikan kekerasan di Dogiyai, tarik Aparat gabungan dari Dogiyai dan pecat Kapolres Nabire dan Kapolsek Kamu karena tindak kekerasan sangat berlebihan dan tidak manusiawi. Selain dari itu, mereka juga menuntut untuk bebaskan pasal makar kepada 6 orang aktivis Papua.


Pesan buat Polisi di Papua.

Mari kita mempersalahkan polisi. Poin penting yang harus dicatat bahwa polisi tidak menjalankan tugas pokok yang diembannya. Tugas pokok polisi adalah Melindungi, Mengayomi dan Melayani Masyarakat. Jika demikian tindak kekerasannya di Dogiyai, dimana tugas pokok seorang polisi ? 

Tidak bisa dibantah, beberapa kasus di Papua polisi patut dipersalahkan. Misalnya, Kasus Paniai berdarah tahun 2014 yang memakan korban 4 siswa. Inikah tugas pokok polisi yang katanya melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat ?

Tindakan gabungan TNI/POLRI yang mengamankan pilkada di kabupaten Dogiyai yang berlanjud pada razia miras, judi dan sajam tidaklah profesional. Intruksi Kapolri hanya pengamanan pilkada bukan razia atau sweeping yang berujung pada kekerasan. Jika demikian, tindakan aparat sangat berlebihan dan tidak menusiawi. 

Secara pribadi, saya menyayangkan sikap aparat TNI/POLRI di Dogiyai. Aparat TNI/Polri harusnya profesional. Kekerasan yang terjadi di Dogiyai adalah bukti citra aparat yang tidak profesional. Kekersaan seperti di Dogiyai bukan baru pertama kali terjadi di Papua. Kekerasan seperti itu sering terjadi di Papua.

Tugas pokok aparat kepolisian adalah Melindungi, Mengayomi dan Melayani masyarakat. Saat bertugas, aparat TNI/OL di Papua harusnya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Seperti kekerasan di Dogiyai, Razia atau sweeping tidak harus berlanjud pada penangkapan, pemukulan, perampasan dan penganiayaan terhadap rakyat sipil. Ini melanggar hak asasi manusia.

Jika polisi sebagai Pelindung, pengayom dan yang melayani masyarakat tidak melakukan tugas pokoknya, lalu siapa yang akan menjadi pelindung, pengayom dan yang akan melayani ? Jika tidak demikian, yang akan terus terjadi adalah kesenjangan, kecemburuan dan tidak saling percaya. 


*Artikel ini perna dimuat di dihaimoma.com (30/1/2017).


Salam dari Saya

01:48:00 Add Comment
Salam dari Saya

Salam Sejaterah.
Suatu kehormatan bagi saya karena anda telah berkunjung di blog sederhana ini. Blog ini adalah blog pribadi yang saya kemas untuk memberi gambaran secara objektif tentang Papua. Tentunya disertai data dan fakta. Memang tidak sebagus blogger yang lain, namun semoga saja apa yang tersirat dalam blog ini dapat bermanfaat bagi anda.

Tidak ada yang sempurna dalam hidup ini. Begitu juga dengan semua tulisan yang ada di dalam blog sederhana ini. Karenanya, saya sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan yang lebih baik. Dengan senang hati anda boleh berkomentar. 

Satu hal yang penting adalah berbagi. Kita bisa berbagi ilmu, berbagi informasi dan berbagi apapun yang niatnya membuat orang lain pun tahu. Anda boleh mengirimkan tulisan berupa artikel, opini atau pendapat dan lainnya yang menurut anda baik untuk orang lain mengetahuinya. 

Sekian dari saya.

Salam.

Ini 10 Blog Populer di Dunia.

NattoPedia 11:05:00 Add Comment
Blog adalah web yang memuat tulisan dan gambar yang dipublikasikan di internet. Hal ini membuat banyak orang dapat mengetahuinya isi dari blog tersebut. Blog biasanya dikelola oleh pengguna tunggal (sebagian lainnya oleh beberapa penulis) dibuat sesuai dengan topik dan tujuan dari si pengguna blog tersebut.

Untuk membuat blog sangatlah mudah. Banyak fasilitas yang disediakan di internet, mulai dari yang gratis sampai yang berbayar ada disana sehingga memungkinkan orang untuk mudah memilikinya. 

Banyak pengguna yang mengambil keuntungan dari blog. Selain tulisannya bermanfaat bagi banyak orang, blog juga memberikan penghasilan tambahan dari pemasangan iklan Google Adsense. Ada juga yang jadikan blog sebagai tempat berbisnis.
Ilustrasi Blog Post
Berikut 10 Blog Populer dunia yang dilansir the richest berdasarkan jumlah view (kunjungan) dan popularitas.

Blog ini berada pada urutan pertama. Huffington Post memuat berita online yang diluncurkan pada tahun 2005 oleh Ariana Huffington. Blog ini mendapat peringkat #1 dari alexa dan U.S traffick rank. Pada tahun 2011, Huffington post dibeli oleh AOL sebesar $315 juta dolar. Hingga 2012, huffington post memenagkan hadiah pulitzer dalam kategori " National Reporting for Senior Millitary ".

Buzzfeed.com adalah blog yang dimiliki oleh Buzz Feed Inc. Blog ini memuat informasi penggabungan teknologi dan berisikan konten virus. Buzzfeed didirikan oleh Jonan Peretti pada tahun 2006. 

Semua dalam blog ini memuat konten bisnis dan teknologi. Didirikan oleh Double Click, blog ini menyediakan dan mengumpulkan berita bisnis di seluruh dunia. Pada tahun 2009, Business Insider mendapat predikat sebagai blog bisnis terbaik. Blog ini tercatat mendapat pengunjung 54 juta pengunjung.

The Verge adalah media amerika yang dioperasikan oleh Vox Media. Blog ini diluncurkan pertama kali oleh Joshua Topolsky pada tahun 2011. Blog ini menerbitkan berita, cerita bentuk panjang fitur, review produk, podcast, dan acara hiburan. Tujuannya tidak hanya untuk melaporkan berita teknologi saat ini, tetapi juga untuk melaporkan tentang bagaimana teknologi mempengaruhi masyarakat dan budaya populer. Pada tahun 2012, mendapat webby awards.

Marshable adalah media yang berisikan konten berita, teknologi dan media sosial. didirikan oleh Pete Cashmore pada tahun 2005. Blog ini memiliki pengunjung 50 juta per bulannya. Memiliki 3 juta pengikut twiter dan 1 juta lebih fans facebook. marshable perna tercatat sebagai blog terbaik dari 25 blog terbaik oleh Majalah Time.

6. Gawker
Blog ini memuat konten yang berfokus pada berita seputar Salebrity. Gawker didirikan oleh Nick Denton pada tahun 2002. Blog ini biasanya memposting 20-30 berita. Cerita blog biasanya berasal dari blog dan pengguna situs lain.

7. Gizmodo
Gizmodo adalah sebuah blog desain dan teknologi yang dimiliki oleh Gawker Media Network. Blog ini dijalankan oleh Nick Denton.

Blog olahraga yang dimiliki oleh Gawker Media. Media ini memposting komentar-komentar, rekap dan preview dari berita olahraga serta berbagai rumor. rekor pengunjung deadspin mencapai 462 juta pengunjung unik dan 573 juta view.

9. TMz
Blog yang berisikan konten selebriti. dibuat pada tahun 2005 dan pada tahun 2011 memiliki pendapatan sebesar $15 juta dolar. TMz adalah sebuah blog bisnis online paling sukses. Beberapa tahun terakhir, TMz dinilai berhasil oleh New York Times.

10. Mediaite
Mediaite adalah sebuah blog berita, opini dan hiburan. Abrams meluncurkan blog ini pada bulan Juli 2009, kini mediaite memiliki 1 juta pengunjung setiap bulannya.

Memiliki sebuah blog merupakan kepuasan tersendiri. Namun jika banyak pengunjung di blog maka itu keuntungan tersendiri. Tentunya dengan pilihan domain, kreatif dalam menulis dan pemilihan topik yang tepat adalah kunci menjadi blog populer. Sekian 10 blog populer dunia yang bisa saya bagikan, semoga bermanfaat.



Apa itu Esai ?

NattoPedia 08:24:00 Add Comment
Apa itu Esai ?
Esai berbeda dengan artikel, opini atau jenis karangan lainnya. Banyak definisi yang bisa kita dapatkan dari berbagai sumber. Baik itu dalam dunia maya (internet), buku pelajaran atau berbagai sumber lainnya.

Berikut beberapa sumber terpercaya mendefinisikan esai.

1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. KBBI Online
  
2. Menurut Wikipedia
Esai adalah suatu tulisan yang menggambarkan opini penulis tentang subyek tertentu yang coba dinilainya. wikipedia

3. Menurut Kamus The American Heritage
Sebuah komposisi sastra singkat pada subjek tunggal, biasanya menyajikan pandangan pribadi penulis. Ahdictionary

 4. Menurut Ilmu Jurnalistik
Esai adalah tulisan berupa pendapat seseorang tentang suatu permasalahan ditinjau secara subyektif dari berbagai aspek atau bidang kehidupan.

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Esai merupakan suatu bentuk karangan yang berisikan pendapat atau gagasan pribadi penulis dalam membahas suatu masalah atau objek tertentu.

Semoga bermanfaat. 

Arti Kehadiran

09:47:00 Add Comment

Ada seorang pria bernama Jhon Bingga, namun ia sering dipanggil Jhon oleh kerabatnya. Dia orang yang tampan, baik hati dan tidak sombong. Karena ketampananya banyak wanita yang tergila-gila padanya. Semasa kuliah ia dikenal sebagai pribadi yang rajin dan cerdas. Sayangnya, Jhon adalah orang yang agak pemalu sehingga kadang membuatnya tidak percaya diri.

Pribadi yang Menang

06:15:00 Add Comment

Tahukah kamu bahwa manusia dan lingkungan saling mempengaruhi ?
Memang sangat luas ketika kita berbicara mengenai manusia dan lingkungan. Tulisan ini hanya sedikit mengulas perilaku manusia karena lingkungan.

www.artefak.org/didik-anak

1 Desember 1961 di Papua

02:18:00 Add Comment
Dahulu sebutan Pulau Papua dikenal sebagai Nova Guinea, yang dalam bahasa spanyol berarti Guinea Baru. Ini dikarenakan para pelaut spanyol yang pertama menginjakan kaki di Pulau Papua pada tahun 1582, karena melihat adanya kemiripan penduduk papua dengan penduduk di Benua Afrika. Saat ditemukan pulau besar itu, Spayol mengklaim bahwa pulau papua termasuk wilayah kerajaan Spanyol. 
Foto Berita Aneh.
Pada tahun 1663, Belanda mengambil alih kekuasaan atas Pulau Papua dengan menghambat perdagangan rempah-rempah Spayol di wilayah Papua. Mulai saat itulah Belanda mulai berkuasa hingga menyerahkan Papua yang dulunya Irian Barat ke negara federasi Indonesia sebagai negara kesatuan RI. Selain Spayol dan Belanda Inggris pun sempat menginjakan kaki dan berkuasa atas Pulau Papua pada tahun 1774 dan akhirnya dengan tantangan keras Sultan Tidore atas wilayah ini maka pada tahun 1814 Inggris meninggalkan Papua bagian barat.

Penjajahan atas tanah papua tidak terlepas dari kekayaan alam yang dimilikinya. Pulau papua memiliki kekayaan alam yang melimpah ruah, mulai dari emas, tembaga, nikel, batubara,  minyak tanah, gas alam, tanah yang subur akan pertanian, kekayaan laut dan hutannya yang menggiurkan bahkan uranium yang menjadi incaran para penguasa dunia.

Kekayaan-kekayaan inilah yang mengakibatkan munculnya peradaban kapitalisme besar-besaran di Tanah Papua oleh kapitalis eropa, terutama Belanda. Keberadaan peradaban kapitalis inilah yang menjadi sumber konflik di Tanah Papua dikemudian hari, bahkan hingga sekarang.

Pada umumnya, bangsa Papau memiliki sifat kultur yang mampu mempertahankan keberadaan dirinya selama bertahun-tahun, yaitu sifat mengatur dirinya sendiri. Sifat dasar ini selalu ditunjukan oleh bangsa Papua ketika berhadapan dengan pihak-pihak lain, seperti pemerintah kolonial Belanda, misionaris, pedagang dan pendatang pada umumnya.

Dalam kebudayaan masyarakat papua juga dikenal berbagai cara dalam menyatakan ketidaksetuaan seseorang terhadap suatu hal, biasanya dengan memprotes secara terbuka, melarikan diri, menyendiri, bersikap acuh tak acuh bahkan melakukan perlawanan fisik. Semuanya itu dapat dilakukan untuk mempertahankan keberadaan dirinya.

Pada tahun 1920, Hindia Belanda telah menginjakan kaki di Papua hingga berhasil memepersatukan teritorialnya di Pulau Papua. Sedangkan keterlibatan PBB di Irian Barat dimulai pada Tahun 1949 melalui pembentukan komisi PBB untuk Indonesia. Komisi ini merancang pelaksanaan konferensi meja bundar di Belanda yang menghasilkan suatu persetujuan penyerahan kedaulatan dari Belanda ke federasi Indonesia, dibawah pimpinan Soekarno.

Selama perudinagn berlansung, Belanda bersih keras mempertahankan kedaulatannya atas Irian Barat. Sebaliknya, Jakarta mempertahankan diri bahwa Irian Barat merupakan bagian integral dari Hindia Timur Belanda dan harus menjadi bagian dari wilayah kesatuan Republik Indonesia.

Ketika persengketaan irian barat semakin sengit, akhirnya pada tanggal 1 Desember 1961 pemerintah Belanda menyetujui pendeklarasian kemerdekaan Papua di Holandia, kini Jayapura. Seperti yang telah dinyatakan dalam New Guinea Raad yang Kemudian Bangsa Papua menjadikannya sebagai hari bersejarah atas kemerdekaannya.

Pada tanggal 2 januari 1962, dibentuklah Komando Mandala (TRIKORA) yang dipimpin Mayor Jendral Soeharto untuk membebaskan Irian Barat (Papua). Akhirnya terjadi pertempuran antara pemerintah Belanda dan Indonesia. Karena itu, pada tanggal 21 Februari 1962, Presiden Soekarno bertemu dengan presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy untuk menyelesaikan masalah Irian Barat (Papua). Maka, atas tekanan dari Amerika Serikat, pada tanggal 15 Agustus 1962 Pemerintah Belanda akhirnya menandatangani persetujuan dengan indonesia mengenai penyerahan kedaulatan Irian Barat kepada Indonesia. Persetujuan ini yang dikenal dengan New York Agreement yang isinya tentang penentuan nasib sendiri untuk masuk ke Indonesia atau tidak, namun tidak perna dipersoalkan.

Kemudian pada bulan Agustus tahun 1968 suatu tim PBB berkunjung ke Tanah Papua untuk membantu memberikan pendapat dan terlibat lansung dalam penentuan nasib sendiri rakyat papua (PEPERA). Namun demikian, bagi Bangsa Papua PEPERA 1969 adalah manipulasi hak suara Bangsa Papua Barat yang akhirnya berakhir dengan ketidakadilan.

Pemerintah Indonesia yang memiliki hak absolut untuk menjaga negara kesatuan kemudian menempatkan pasukan-pasukan militernya dalam jumlah yang besar diseluruh Tanah Papua, pada tanggal 1 Mei 1963.

Kehadiran aparat keamanan di Tanah Papua pada kenyataannya malah mengacaukan dan merisaukan bangsa Papua, ketika hak asasi dan politiknya terus-menerus dilanggar. Operasi-operasi pun terjadi oleh aparat keamanan Republik Indonesia, seperti Operasi Sadar I-IV (1965-1966), operasi Bratayudha (1966-1967), operasi wibawa I-IV (1967-1969), operasi pamungkas (1965-1971), operasi wisnumurti I dan II, Operasi pasca pembebasan Mapnduma, operasi penyisiran masyarakat sipil di Abepura (2000) dan Wasior (2001), Operasi wamena berdarah dan Operasi lainnya. Akibatnya, banyak orang Papua yang tak bersalah di tangkap, disiksa, bahkan dibunuh karena dianggap melawan kedaulatan Republik Indonesia. Hak asasi dan politiknya dilanggar sehingga yang ada hanyalah kekacauan di Tanah Papua, sedangkan Bangsa Papua menginginkan kedamaian atas jati dirinya.

luapan pemisahan diri bagi masyarakat Papua sudah ada sejak dulu dan terus berkembang hingga kemudian disebut sebagai Organisasi Papua merdeka (OPM), yang semakin lama semakin meluas hingga kini dan diikuti oleh demonstran-demonstran kaum nasionalis. Pergerakan organisasi Papua merdeka (OPM) dimulai pada tanggal 26 Juli 1965 di Manokwari yang pimpin oleh Sersan Mayor Permanas Fery Awom.

Rasa kehilangan harkat dan martabat ditanahnya sendiri terasa semakin mengental sehingga gejolak untuk memisahkan diri dari negara kesatuan RI terus meningkat tajam. Ini sangat terlihat jelas saat pendekatan pembangunan pada masa orde baru yang menempatkan masyarakat Papua hanya sebagai objek yang justru melahirkan sentimen anti Indonesia yang semakin terakumulatif menjadi suatu self defeating power bagi masyarakat Papua Barat.

Disamping itu, banyak kalangan yang salah presepsi bahkan belum paham mengenai akar persoalan di Tanah Papua, yang sebenarnya diakibatkan oleh terjadinya penyimpangan-penyimpangan pada sejarah Papua.

Sejarah telah mencatat dan membuktikan bahwa wilayah Irian Barat (Papua) tidak termasuk wilayah Indonesia. Ini terbukti karena beberapa sebab, antaranya:

  1. Jauh sebelum indonesia mengambil ahli Tanah Papua, Tanah papua telah menjadi bagian dari kerajaan Belanda pada tanggal 7 Maret 1910 dan tidak menjadi wilayah Hindia Belanda yang saat itu berkedudukan di Batavia atau sekarang Jakarta selama tiga setengah abad (350 Tahun)

  2. Pada tanggal 23 Agustus 1956 dalam perubahan UUD Belanda, Tanah Papua (new Guinea) telah menjadi bagian dari kerajaan Nederland.

  3. Berdasarkan Pidato Presiden soekarno di depan sidang BPUPKI dan PPKI Pada tanggal 11 juli 1945 bahwa Indonesia merdeka hanya meliputi sabang (Aceh) sampai Amboina (Maluku). Sedangkan Tanah Papua tidak dimasukan atau diluar wilayah hukum RIS atau RI.

  4. Dalam Sidang tersebut, bahkan dengan tegas Dr. Moh. Hatta mengatakan bahwa kemerdekaan RI hanya untuk rumpun bangsa melayu tetapi rumpun melanesia tidak termasuk dengan alasan orang Papua masih terbelakang dan tertinggal, biarlah nanti kemudian Orang Papua menentukan nasibnya sendiri atau Merdeka.

  5. Presiden terpilih, Abdulrahman Wahid kemudian membuka wacana baru yaitu dengan      mengijinkan pengibaran bendera Bintang Kejora pada peringatan hari kemerdekaan papua pada tanggal 1 Desember 1999. 
Maka dari fakta-fakta sejarah tersebut, dapat kita pahami bersama bahwa pendudukan Irian Barat oleh pemerintah RI menjadi bagian dari wilayah negara adalah hanya untuk kepentingan kekuasaan, politik dan ekonomi.

Orang Papua bahkan tidak pernah terlibat dan dilibatkan pada masa-masa awal perjuangan dan persengketaan bangsa-bangsa serta perumusan perjanjian politik, misalnya tidak ada kekuatan hukum RI yang mengikat bangsa dan bumi Papua sejak awal perjuangan hingga tahun 1999. Seperti, Konferensi Meja Bundar pada bulan Desember 1949 di Denhark dan New York Agreement 15 Agustus 1962 di Amerika antara pemerintah RI dan Kerajaan Belanda serta Roma Agreement antara kerajaan Belanda, RI dan AS.

Penolakan Bangsa Papua terhadap pemerintah RI telah dimulai pada tahun 1951 dalam sikap penyataan yang terdiri dari 16 pasal yang ditandatangani oleh para tokoh dan pemimpin papua, jauh sebelum terjadi PEPERA.

Rakyat Papua secara konstitusional telah mendirikan negara merdeka pada tanggal 1 Desember 1961 di Holandia, kini Jayapura, yang dilengkapi dengan alat kenegaraan Papua Barat dan pada tanggal 1 Desember Bangsa Papua merayakannya sebagai hari kemerdekaannya.